top of page

Pembibitan Bambu

Tehnik Budidaya Tanaman Bambu

Tulisan ini dimaksudkan untuk memberikan informasi tentang teknik budidaya bambu yang baik, dapat menghasilkan batang-batang bambu berkualitas dan berkelnjutan pasokannya.

Kesesuaian jenis bambu dengan kondisi lahan

A. Lahan kering

1. bambu petung (D. asper)

2. bambu surat (G. pseudoarundinacae),

3. bambu apus (G. apus),

4. bambu legi (G. atter)

5. bambu ampel gading (B. vulgaris v. striata),

6. bambu ampel hijau (B. vulgaris v. vitata)

7. bambu ori (B. blumeana),

B. Lahan basah/sering kebanjiran/marjinal

1. bambu ampel gading (B. vulgaris v. striata),

2. bambu ampel hijau (B. vulgaris v. vitata)

3. bambu duri (B. blumeana),

Tahap Pembukaan Lahan

Sebelum ditanami maka tanah harus dibersihkan dari semak belukar dan atau

alang-alang harus dibabat jika ada pohon harus ditebang. Tinggi babatan rata dengan

tanah. Hasil babatan dikumpulkan untuk disiapkan sebagai bahan kompos pupuk hijau

dan yang berkayu dibakar. Pembukaan lahan ini dilakukan pada bulan menjelang musim hujan, yaitu kira-kira bulan Oktober.

Tahap Mengatur Jarak tanam

Pengaturan jarak tanam sangat penting untuk mendapatkan produktivitas yang

tinggi dan mudah melakukan pemanenan/penebangan. Jarak tanam bambu yang

dianjurkan untuk industri adalah 8x8 m dan 6x6 meter. Tetapi jika tanahnya miring/berbukit maka maka jarak tanam mengikuti arah kontur dengan jarak antara kontur dapat dibuat > 2 meter dan jarak tanam di dalam kontur 6 meter.

Jarak tanam tanaman bambu industri

Bambu besar 8 x 8 meter

1. bambu ori,(B. blumeana)

2. bambu petung (D. asper)

3. bambu surat (G. pseudoarundinacae),

4. bambu ampel gading (B. vulgaris v. striata),

5. bambu ampel hijau (B. vulgaris v. vitata)

Bambu sedang 6 x 6 meter

1. bambu apus (G. apus),

2. bambu legi (G. atter)

3. bambu ampel gading (B. vulgaris v. striata),

4. bambu ampel hijau (B. vulgaris v. vitata)

Untuk memudahkan pengukuran jarak tanam, gunakan meteran panjang dan galah dari

batang bambu kecil yang mudah dibawa-bawa dengan panjang 8 dan 6 tergantung jenis bambu yang akan ditanam. Setiap titik yang sudah ditentukan, tancapkan ajir yang kuat agar tidak mudah roboh atau lepas.

Persiapan bibit

Bahan bibit dan perbanyakan

Bambu dapat diperbanyak dengan biji, stek cabang, stek batang dan stek rhizom

(bonggol) dan kultur jaringan. Perbanyakan dengan biji jarang dikerjakan karena bambu sangat jarang menghasilkan biji. Memilih jenis bahan bibit dalam perbanyakan bambu industri sangat dipengaruhi oleh jenis bambu yang dikaitkan dengan morfologi batang. Dari 10 jenis bambu untuk industri, 5 jenis mempunyai cabang-cabang yang menonjol dan 5 jenis lainnya percabangannya tidak menonjol. Untuk yang memiliki percabangan menonjol, bahan bibit dapat menggunakan stek cabang dan stek batang. Sedangkan untuk yang tidak memiliki cabang-cabang yang menonjol sebaiknya menggunakan stek batang saja.

Jenis bahan bibit dan jenis bambu yang dianjurkan untuk tanaman bambu indutri diantaranya:

Bahan / Jenis bibit

A. Stek batang,

1. bambu petung (D. asper),

2. bambu surat (G. pseudoarundinacae),

3. bambu apus (G. apus),

4. bambu legi (G. atter)

5. bambu ampel gading (B. vulgaris v. striata),

6. bambu ampel hijau (B. vulgaris v. vitata)

7. bambu duri (B. blumeana),

B. Stek cabang

1. bambu petung (D. asper)

2. bambu ampel gading (B. vulgaris v. striata),

3. bambu ampel hijau (B. vulgaris v. vitata)

4. bambu duri (B. blumeana),

Penyiapan bibit

Bibit stek batang/cabang yang sudah dipolybag dipilih berumur 4-5 bulan karena

kurang dari 4 bulan bibit mudah mati/tidak tahan di lapangan. Jika batangnya terlalu

tinggi, banyak percabangan, lakukan pangkasan sampai 1 (satu) meter untuk

memudahkan pengangkutan dan menjaga penguapan berlebihan.

Tetapi jika harus ditunda, bibit stek batang/cabang/rhizom disimpan dikumpulkan

di tempat teduh dan disiram tiap hari sampai siap di bawa ke lapangan baik sebagai

bahan sulaman atau akan diperbanyak kembali untuk tahun berikutnya.

Penanaman

Waktu tanam

Penanaman bambu harus dilakukan pada musim hujan yaitu bulan-bulan Desember, Januari dan paling lambat bulan Pebruari. Penanaman bibit yang tidak tepat waktu menyebabkan banyak kematian.

Penanaman bibit dari stek batang dan stek cabang

Bibit yang sudah diecer segera ditanam. Polybag dilepas kemudian bibit dimasukan ke dalam lubang tanam. Tetapi untuk menghindari kerusakan akar-akar bibit, polybag dapat tidak lepas terutama penanaman bulan Pebruari. Urug dengan galian kemudian padatkan (diinjak) setelah itu disiram air supaya akar-akarnya kontak dengan tanah. Jika penanaman terpaksa dilakukan pada musim kemarau beri mulsa rerumputan

agar kelembaban tanahnya tetap terjaga. Pasang ajir kembali dan sobekan polybag

ditaruh di atasnya sebagai tanda.

Pemeliharaan

Penyulaman

Penyulaman dilakukan jika ada tanaman yang mati. Kegiatan penyulaman tidak dapat ditunda-tunda dan lakukan kontrol setiap bulan. Jika penyulaman dilakukan berlarut-larut maka pertumbuhan bibit sulaman akan terhambat karena akan tertutupi oleh tanaman sekitar. Bibit sulaman dapat berasal dari bibit stek batang dalam polybag

atau stek rhizom yang sudah disemaikan terlebih dahulu.

Penyiangan

Penyiangan dikerajakan dengan mengkoret rumput sekitar tanaman dan bekas koretan digunakan menaburkan pupuk. Kegiatan penyiangan dilakukan pada tanaman bambu berumur 1-2 tahun dengan frekuensi 3 kali setahun. yaitu awal, tengah dan akhir musim hujan masing-masing bulan Oktober, Desember dan Maret.

Babat semak

Bambu industri yang ditanam dengan jarak tanam lebar 8x8 meter dan 6x6 meter

jika tidak dimanfaatkan maka pada umur 1 – 2 tahun tumbuh semak/belukar/alang-alang. Oleh karena itu harus dibersihkan. Hasil babat semak dapat ditumpuk di tempat-tempat tertentu dan setelah menjadi kompos dapat ditaruh di sekitar tanam sebagai pupuk.

Pemangkasan (Prunning)

Untuk mendapatkan tegakan rumpun bambu yang rapi, teratur, mudah melakukan pemeliharaan dan penebangan maka cabang-cabang perlu dipangkas sampai setinggi 2 meter. Kegiatan pemangkasan dilakukan di seluruh batang yang sudah mulai mengeluarkan cabang.

Pemupukan

Pemupukan pada tanaman bambu yang diusahakan secara intensif ditujukan untuk memelihara kesuburan tanah sehubungan dengan diangkutnya biomas yang cukup

besar (40-60 ton/ha/tahun). Selain itu, pemupukan ditujukan untuk menstimulir tunastunas batang yang terdapat pada rhizom di dalam tanah dan mempertahankan

produktivitas batang/rumpun. Jenis pupuk dapat menggunakan urea (N) dan TSP dan

kompos/pupuk kandang dengan dosis tergantung dari umur rumpun.

Jenis dan dosis pupuk untuk tanaman bambu.

Umur rumpun Urea (kg/ha) TSP (kg/ha) Pupuk kandang (ton/ha)

1 tahun 40 40 2,5

2 tahun 80 80 2,5

3 tahun 120 120 5,0

4 tahun 200 200 10,0

5 tahun 300 300 10,0

6 tahun dst 320 320 10,0

Pupuk diberikan 1 (satu) kali setahun yakni menjelang musim hujan. Pemberian

pupuk dengan cara ditaburkan pada parit sedalam 10 cm yang dibuat mengelilingi

rumpun. Sedangkan pupuk kandang diberikan dengan cara ditaburkan di tengah rumpun agar pada musim hujan akan tersebar ke samping.

Featured Posts
Recent Posts
Search By Tags
No tags yet.
Follow Us
  • Facebook Classic
  • Twitter Classic
  • Google Classic
bottom of page